Nagara, 1 Mei 2014. Tranfortasi kapal atau yang lebih dikenal dengan sebutan “KALUTOK”
yang dulunya sangat digandrungi oleh warga Negara Daha dan merupakan
satu-satunya transfortasi yang diunggulkan sekarang mulai terlupakan Akibat
pesatnya pertumbuhan transfortasi darat khususnya kendraan bermotor.
Pada era 90’an
Kalutok mrupakan sarana yang menjadi unggulan oleh warga Negara Daha, pada era
Melinium warga Negara Daha Lebih suka menggunakan Motor untuk beraktifitas Kata
salah satu warga “Alasan saya tidak menggunakan kapal untuk berpergian karena
masalah waktu, kapal relatif lambat meneskipun murah cuma skitar 1.500
Jauh-Dekat”, Dan kata salah satu pelajar “Taksi kapal terlalu pagi menjemput,
sehingga saya lebih memilih menggunakan motor untuk kesekolah”
.
Harusnya pemerintah
berkaca dengan Negara Thailan yang cukup piawai dalam memanfaatkan sungai
mnjadi objek wisata dan sebagai sarana transfortasi. Negara Thailand menjadikan
sungai sbagai penghasil turis Asing untuk melihat keindahan Negaranya, padahal
Negara Thailan bisa dibilang tidak terlalu luas sungainya, dibandingkan Negara
kita yang mayoritas dikelilingi sungai, contohnya dikalimantan seperti Sungai
Barito, Sungai Kapuas, Sungai Kuin, Sungai Martapura, Sungai Negara Daha.
Alasan bayaknya
kapal yang tidak beroprasi lagi disungai Negara Daha karena peminat dan bayak
juragan kapal yang gulung tikar disebabkan tidak sesuai biaya operational
dengan pendapatan sehingga transfortasi ini semakin sedikit dan diperkirakan
10-20 tahun lagi tidak ada. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah
setempat untuk melestarikan transfortasi khas Negara Daha dan menjadikan
transfortasi tersebut agar menjadi tranfortasi wisata untuk wisatawan domistik
atau turis asing @Apriadi, S.Pd
0 komentar:
Posting Komentar